Sekolah Lanjutan dan Swasta di Selayar hingga 1947
![]() |
Daftar Jumlah Guru di Selayar hingga 1947 |
Sekolah Lanjutan
SEKOLAH-sekolah lanjutan terdapat di Benteng dan Batangmata. Untuk data-datanya dapat ditelusuri data-data Belanda yang merujuk pada data-data statistik, seperti Laporan Hasil Inspeksi Sekolah atau Ringkasan Laporan Perjalanan Dinas ke Sekolah dari Inspektur Pendidikan Pribumi tertanggal 10 April 1940 (telah di bundel dan ada di perpustakaan).
Keberadaan sekolah-sekolah ini berdasarkan laporan Memorie Van Overgave Der Onderafdeeling Saleier J. Van.Bodegom memiliki murid yang banyak dan mutu guru-gurunya memuaskan. Sekolah-sekolah ini memang telah direncanakan dengan baik.
Dalam perkembangannya, organisasi pendidikan yang akan dibentuk telah direncanakan untuk digabungkan dengan sekolah rakyat, menjadi sekolah dasar Indonesia dengan rencana pembelajaran selama 6 tahun.
Pada tahun 1947, sekolah-sekolah ini dianggap memenuhi kebutuhan sebagai sekolah lanjutan untuk para pelajar yang ada di Selayar.
Sekolah-sekolah Swasta
Di tahun1947, tidak ada sekolah swasta. Akan tetapi, sebelum tahun 1942 terdapat 3 sekolah zending/missie di Gusung dan di Laiyolo.
Muhammadiyah dulu mempunyai sekolah di Tambolongan, sedangkan untuk sementara waktu terdapat pula sebuah sekolah HIS Netral di Benteng yang kondisinya memprihatinkan.
Tidak adanya sekolah swasta, akibat di masa pendudukan Jepang yang telah menghentikan semua sekolah swasta yang ada.
Gerakan sekolah Muhammadiyah sudah tidak ada lagi. Bahkan gedung-gedung sekolahnya telah diserahkan dan diambil alih oleh tentara pendudukan Jepang. Hal ini dapat dilihat dalam berkas Nederlands Indies Beheers Instituut/Lembaga Asset Hindia-Belanda).
Bahkan Lembaga Zending hingga tahun 1947 belum ada kabar beritanya. Gedung sekolahnya sementara digunakan sebisanya untuk sekolah rakyat.
Meski demikian, upaya untuk mendirikan sekolah swasta mulai muncul kembali setelah pendudukan Jepang berakhir. Salah satunya, yakni masyarakat Cina Tionghoa di tahun 1947 mempunyai rencana untuk mendirikan sekolah swasta di Benteng, Untuk itu, mereka sementara mengumpulkan dana dan pemerintah Belanda mendukung usaha ini dengan menyediakan bahan kayu, yang tanpa susah payah dapat diambil dari persediaan masyarakat adat di Jampea.
Dalam proses pembangunannya, terkait transportasi dan pengerjaannya akan ditanggung oleh Komite Sekolah Tionghoa, dan kepala wilayah dapat memberikan informasi tambahan. Rencana ini telah disampaikan kepada Konsul Cina di Makassar.
Sebelumnya.... Bangunan Sekolah dan Sarana Pembelajaran di Selayar Hingga 1947 - Arung Selayar (arungsejarah.com)