Asal-usul Nama Selayar (2)
Peta Selayar Mededeelingen over her einlad Saleijer (1886) |
SELAYAR.ARUNGSEJARAH.COM - Asal-usul Nama Selayar (2).
ADA juga pendapat yang menyebutkan bahwa Selayar itu berasal dari kata “Selayya”. Merujuk pada satu nama tempat yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Buki’ di masa lalu. Tempat itu masih ada sampai sekarang, tetapi tidak lagi menjadi tempat pemukiman masyarakat. Letaknya masuk dalam wilayah Kecamatan Buki sekarang, Desa Lalang Bata.
Kata “selayya” berasal dari kata dasar “sela”, tambahan “…yya” di belakangnya adalah bentuk sebutan penghormatan untuk tempat tersebut. Dalam keadaan yang lain, tambahan “…yya” tersebut juga bisa bermakna “milik kita”. Terkait pendapat ini, juga belum ada penelitian yang mendalam. Termasuk melihat kesesuaian masa antara keberadaan Majapahit dengan keberadaan Kerjaaan Buki’.
Berbagai pendapat mengenai makna nama “Selayar” sebagaimana yang dikemukakan di atas, masih merupakan dugaan yang didasarkan pada data sejarah yang sangat terbatas yang sempat mereka baca, dan dari cerita nenek-moyang yang diterima secara turun-temurun. Sampai saat ini belum ada penelitian yang mendalam dan mampu mengungkap mengenai sejarah awal keberadaan Selayar.
Sumber tertulis mengenai hal itupun, boleh dikata-- tidak ada. Cerita rakyat yang memuat kisah tentang terbentuknya Selayar juga sangat sedikit, sehingga sulit memberikan pemahaman yang jelas. Ada juga yang menyebutkan bahwa pernah ada catatan yang memuat data tentang awal terbentuknya Selayar, tetapi terbakar dalam sebuah peristiwa yang terjadi. Sejumlah manuskrip yang ada, juga masih disimpan oleh orang perorang dan dianggap sebagai barang keramat, sehingga sulit diperoleh.
Selaian nama Selayar, pulau ini juga dikenal dengan sebutan Tana Doang. Dalam bahasa Selayar, tana dapat dimaknai sebagai; tanah-air (tanah tumpah darah), daerah, negeri, atau pulau. Sementara doang dimaknai sebagai do’a atau harapan, bukan dowang yang bermakna udang. Jadi, secara sederhana, Tana Doang dapat diartikan sebagai Tanah Do’a.
Ada cerita yang menyebutkan bahwa dulunya—pulau Selayar merupakan pulau yang sangat kecil. Lalu orang yang menemukannya berdo’a di atas pulau tersebut agar Yang Maha Kuasa menjadikan pulau ini besar—sehingga bisa ditempati untuk hidup dan mencari nafkah. Akhirnya do’anya terkabul, dan jadilah pulau Selayar seperti yang ada sampai saat ini.
Di masa lalu, Selayar juga diyakini sebagai tempat yang baik untuk berdo’a, sehingga di kalangan orang tua masih sering didengar istilah “Bara’ka’na Tana Doang”, yang bermakna bahwa pulau ini diberkati oleh Yang Maha Kuasa.
Tana Doang juga dimaknai sebagai pulau harapan. Disebut pulau harapan karena para pelaut yang berlayar dari arah barat, misalnya dari Sumbawa dan Malaka menuju Selayar atau sekedar melewati Selat Selayar ke arah timur, mereka tidak pernah menyebut nama Selayar. Ketika pulau Selayar telah tampak oleh pandangan mata, mereka akan berkata, “telah tampak Tana Doang”. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dalam harapan untuk mendapatkan persinggahan, atau menujukkan bahwa pelayaran yang mereka lakukan sudah sangat jauh. Jika telah tampak Bira, mereka menyebutnya “doata” yang berarti doa/ harapan kita.
Dalam budaya masyarakat setempat, ketika a’limbang (menyeberang) melewati Selat Selayar, biasanya mereka membuat sesajen yang disertai dengan kalomping dan telur yang diturunkan ke laut dengan harapan pelayaran mereka dapat selamat sampai di tujuan.
Seorang Belanda bernama N.P. Van Der Stok menyebutkan dalam sebuah tulisan terkait nama Selayar, sebagai berikut; “Het eiland Salaijer, ook wel Tana Doang, Silaja endoor de inwoners gewoonlijk Salaijara genoemd”, yang secara bebas dapat diartikan sebagai, “Pulau Selayar sering juga disebut Tana Doang, Silaja dan penduduknya menyebutnya Salajara.
Sebelumnya.... Asal-usul Nama Selayar (1)
Sumber: buku Selayar dan Pergerakan A.G.H. Hayyung, dan sumber lapangan.