Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (3)

Inilah Daftar Situs di Wilayah Sulawesi Selatan, Situs cagar budaya Bone, Situs cagar budaya Soppeng, Situs cagar budaya Makassar, Situs cagar budaya Gowa, Situs cagar budaya Takalar, Situs cagar budaya Jeneponto, Situs cagar budaya Bantaeng, Situs cagar budaya Bulukumba, Situs cagar budaya Selayar, Situs cagar budaya Sinjai, Situs cagar budaya Wajo, Situs cagar budaya Maros, Situs cagar budaya Pangkep, Situs cagar budaya Barru, Situs cagar budaya Parepare, Situs cagar budaya Sidrap, Situs cagar budaya Luwu, Situs cagar budaya Palopo, Situs cagar budaya Luwu Utara, Situs cagar budaya Luwu Timur, Situs cagar budaya Toraja, Situs cagar budaya Toraja Utara, Situs cagar budaya Tana Toraja, Situs cagar budaya Tana Luwu, Situs cagar budaya Enrekang, Situs cagar budaya Pinrang, Situs cagar budaya Majene, Situs cagar budaya Mamuju, Sulawesi Barat, Situs cagar budaya Sulawesi Selatan, Situs cagar budaya Sulawesi Tenggara, Situs cagar budaya Sulawesi Tengah, Situs cagar budaya Sulawesi Utara, Situs cagar budaya Gorontalo, Situs cagar budaya Celebes, Situs cagar budaya Selebes
Makam We Tenri Dio atau I Tenri Dio

SELAYAR.ARUNGSEJARAH.COM - Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (3).

APABILA melihat beberapa data yang ada, keberadaan We Tenri Dio yang tinggal dan dimakankan di Selayar, khususnya terkait keberadaan makam We Tenri Dio tersebut memang tidak banyak didukung oleh sumber-sumber lainnya, seperti catatan dari penulis-penulis luar. 

Meski demikian, penulis tentu tidak dapat menyepelekan data dari lontara' Poetabangoen (Putabangung) tersebut, dan keyakinan masyarakat yang meyakini makam tersebut adalah makam We Tenri Dio anak Sawerigading. Bagaimana pun lontara' dalam masyarakat Sulawesi Selatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mendokumentasikan berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat. Bahkan lontara' menjadi penyimpan yang baik, bagi pengetahuan masyarakat di Sulawesi Selatan.

Lain halnya dengan pandangan Engelhard yang tidak begitu yakin pada catatan lontara' Putabangung ini dengan mempertimbangkan bahwa Saleijer berutang pada kerajaan Makassar sekitar tahun 1512, bahkan sebelum itu kepada kerajaan Boni. Sehingga Engelhard berpendapat bahwa keberadaan pemerintahan Loehoe dapat dianggap sebagai imajiner.

"Blijkens een handschrift, berustende bij den zwager van wijlen den onderregent van Poetabangoen en geschreven in de oudSaleijereesche taal, was de eerste vorstin van Saleijer afkomstig van Loehoe en een afstammeling van Sawerie Gadieng-ri-Latjoedioe. Zij huwde met haren neef Lelaki Sigaï, wien zij elf kinderen schonk — allen met name genoemd — waaronder eene dochter, I Ati geheeten. Deze huwde met Mapadang Lelaki van Bosang-Bosang die zich te Bontobangoen vestigde en daarom ook wel Lelaki Bontobangoen genoemd wordt. Onder den invloed van Loehoe nam de bevolking dermate toe, dat zich weldra naast die van Poetabangoen nog twee vorsten verhieven, nam. die van Boeki en van Laijolo. Op welke wijze die beide rijkjes zijn ontstaan, wordt niet vermeld. In aanmerking nemende dat Saleijer ongeveer in 1512 aan het rijk van Makassar en voor dien tijd aan dat van Boni cijnsbaar was, mag zonder schroom de heerschappij van Loehoe als denkbeeldig beschouwd worden."

Engelhard berkeyakinan demikian, sebab kerajaan Luwu sejak dahulu kala umumnya dianggap oleh masyarakat Sulawesi Selatan sebagai tanah suku Sawerie Gadieng (391….4th Sec.VIII.). Oleh sebab itu, para pangeran/penguasa dari berbagai wilayah sangat ingin membuktikan keturunan mereka dari negeri itu (Luwu).

"Daar echter dit rijk algemeen door de verschillende volken van Zuid-Celebes als het stamland van Sawerie Gadieng wordt (391…. 4e Volgr. VIII.) aange merkt, zijn de vorsten er zeer op gesteld hunne afstamming uit dat land te kunnen aantoonen."

Lebih masuk akal, menurut Engelhard, bahwa pada saat itu, selama abad ke-12 dan selanjutnya, sampai orang Jawa alih-alih Cina, yang merebut perdagangan di pulau rempah-rempah, pemukiman Jawa yang cukup besar pun terbentuk di Saleijer dan melahirkan berbagai kerajaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh migrasi Tuban, yang datang untuk mengisi pulau Ambon, yang menurut Valentijn, terjadi sekitar tahun 1465. 

"Meer aannemelijk is het, dat in dien tijd, d. i. gedurende den loop der XIIe eeuw en later totdat de Javanen in plaats van de Chineezen — zooals wij gezien hebben — zich van den handel op de specerij-eilanden meester maakten, eenc aanzienlijke Javaansche volksplanting zich op Saleijer gevestigd en het oustaan aan de verschillende rijkjes gegeven heeft, later versterkt door de Toebansche uitgewekenen, die de Ambonsche eilanden gingen bevolken, hetgeen volgens Valentijn ongeveer in 1465 moet hebben plaats gehad."

Bersambung.... Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (4) - Arung Selayar (arungsejarah.com)

Sebelumnya.... Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (2) - Arung Selayar (arungsejarah.com)