Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (2)
Makam We Tenri Dio atau I Tenri Dio |
SELAYAR.ARUNGSEJARAH.COM - Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (2).
H. E. D. Engelhard, dalam tulisannya berjudul Mededeelingen Over Het Eiland Saleijer yang dimuat dalam “Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-IndiĆ«” yang diterbitkan Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-IndiĆ«, Vierde Volgreeks, Achtste Deel, 3de STUK (1884), juga menceritakan mengenai menuskrip lontara' ini.
Menurut Engelhard, dalam sebuah manuskrip yang dipegang oleh saudara ipar mendiang sub-bupati Poetabangoen dan ditulis dalam bahasa Salijere kuno, ratu pertama Saleijer (Selayar) berasal dari Loehoe (Luwu) dan merupakan keturunan dari Sawerie Gadieng-ri-Latjoedioe. Dia menikah dengan sepupunya Lelaki Sigai (Lalaki Sigaya), yang melahirkan sebelas anak, semuanya diberi nama, termasuk seorang putri bernama I Ati.
I Ati kemudian menikah dengan Mapadang Lelaki van Bosang-Bosang yang menetap di Bontobangoen sehingga disebut juga Lelaki Bontobangoen.
Di bawah pengaruh Loehoe, populasi meningkat sedemikian rupa sehingga dua pangeran lagi segera muncul di sebelah Poetabangoen yang di Boeki dan di Laijolo. Akan tetapi, tidak disebutkan dengan jelas bagaimana kedua kerajaan ini muncul.
Lontara' tersebut memberikan informasi mengenai awal mula berdirinya kerajaan di Selayar yaitu Kerajaan Putabangung oleh seorang Tomanurung yang berasal dari Luwu yang diyakini merupakan salah satu anak dari Sawerigading dan We Cuddai bernama We Tenri Dio. We Tenri Dio pun dianggap sebagai peletak dasar berdirinya kerajaan-kerajaan dan menyebarnya bangsawan di Selayar, seperti di Boeki dan Laijolo.
Munculnya We Tenri Dio di Selayar yang diyakini sebagai Tomanurung, oleh masyarakat pada umumnya dianggap sebagai sosok yang memiliki kemampuan diatas rata-rata manusia normal. Atau sosok yang tidak begitu diketahui asal usulnya, namun dianggap memiliki kharisma, sehingga dipercayai sebagai sosok Tomanurung.
Konsepsi ini, berlaku di hampir semua cerita-cerita tentang awal mula kemunculan sebuah kerajaan, termasuk kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi Selatan, seperti Gowa, Bone, Soppeng bahkan Luwu, meski konsepsi awalnya sedikit berbeda.
Jika merujuk pada Kitab Galigo, dikisahkan Sawerigading memiliki tiga orang anak buah dari pernikahannya bersama We Cuddai, ketiga anak itu masing-masing bernama I La Galigo, Tenri Dio dan Tenri Balobo. Sedangkan dari istri-istri lainnya, salah satunya bernama I We Cimpau, Sawerigading memiliki seorang anak yang diberi nama We Tenriawaru.
Kendati demikian, sejauh penelusuran penulis terhadap sumber ataupun literatur, khususnya Kitab Galigo belum menemukan data yang menyebutkan bahwa Sawerigading beserta istri dan anaknya pernah berkunjung ke Selayar, terlebih menetap di Selayar (Hingga tulisan ini dimuat, penulis masih kembali membaca ulang naskah Galigo hingga jilid 4 dari 12 jilid). Akan tetapi, jika melihat hubungan Luwu dan Selayar dalam naskah Galigo, maka besar kemungkinan peristiwa itu dapat saja terjadi.
Bersambung.... Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (3) - Arung Selayar (arungsejarah.com)
Sebelumnya.... Misteri Makam We Tenri Dio Putri Sawergading di Kepulauan Selayar (1) - Arung Selayar (arungsejarah.com)