Muhdi Akbar; Ekspresi Naluri Ber-Tuhan (1)
DI Desa Binanga Sombaiya ada 3 agama yang dianut masyarakatnya sampai sekarang. Tentu saja ini menjadi bagian dari ekspresi naluri ber-Tuhan yang dimiliki masyarakatnya. Setiap manusia punya kecenderungan akan adanya kesadaran bahwa ada kekuatan besar di luar dirinya. Itulah yang kemudian dianggap sebagai salah satu dari naluri dasar atau fitrah manusia untuk ber-Tuhan.
Kesadaran inilah yang melahirkan banyak agama di bumi ini. Mereka mengekspresikan rasa ber-Tuhan yang mereka miliki sesuai dengan pengetahuan dan batas pencariannya.
Naluri ber-Tuhan ini juga yang menjadi pendorong seseorang berpindah agama dari kepercayaan sebelumnya ke kepercayaan lain. Dengan asumsi bahwa ia menemukan ajaran baru yang lebih membuatnya yakin untuk bisa mengenal Tuhan dengan baik.
Atau berpindah dari satu aliran ke aliran lainnya meski masih dalam bingkai satu agama, karena menganggap pendekatan dari aliran baru itu akan menuntunnya kepada pemahaman ke-Tuhanan yang lebih baik.
Karen Armstrong mengemukakan bahwa pada mulanya, manusia menciptakan satu Tuhan yang merupakan Penyebab Pertama bagi segala sesuatu dan Penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apapun dan tidak memiliki kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya.
Dia terlalu luhur untuk ibadah manusia yang tak memadai. Perlahan-lahan dia memudar dari kesadaran umatnya. Dia telah menjadi begitu jauh sehingga mereka memutuskan bahwa mereka tidak lagi menginginkannya. Pada akhirnya, dia dikatakan telah menghilang.
Selanjutnya, Jurgen Habermas dalam analisanya menyebutkan bahwa cita-cita kemanusiaan universal secara potensial sudah termuat dalam agama-agama besar. Bahkan dapat dikatakan, bahwa agama-agama itulah yang membuka wawasan martabat manusia sebagai manusia, dan bukan hanya sebagai warga suku, kelompok, atau kelas sosial tertentu. Agama-agama besar bicara tentang manusia sebagai manusia apabila mereka bicara tentang Yang Ilahi.
Agama dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai ajaran, yaitu sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Agama juga diartikan sama dengan ajaran, akidah, anutan, din, keimanan, kepercayaan, ke-Tuhanan, keyakinan, pedoman, pegangan, petunjuk, religi, dan tuntunan.
Dr. A. Mukti Ali mengemukakan bahwa agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-NYA untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan Akhirat.
Sementara Drs. Idi Gazalba memberikan pengertian agama sebagai kepercayaan kepada Tuhan dan hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakekat yang gaib, hubungan mana menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.
Dalam Wikipedia memberikan pengertian tentang agama, yaitu sebuah koleksi terorganisir dari sebuah keyakinan, pandangan dunia dan sistem budaya yang menghubungkan orang-orang dengan tatanan/ urutan kehidupan.
Begitu banyak agama yang memiliki narasi, simbol dan sejarah suci yang ditujukan untuk menjelaskan makna hidup dan/ atau menjelaskan alam semesta atau asal usul dari kehidupan.
Meyakini sebagai keyakinan mereka tentang sifat -sifat manusia, hukum agama atau gaya hidup yang lebih disukai.
Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di seluruh dunia. Praktik keagamaan juga dapat mencakup ritual, memberitakan, peringatan atau menyembah dewa, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, doa, musik, meditasi, seni, tari, pelayanan masyarakat atau aspek lain dari budaya manusia.
Bersambung.... Muhdi Akbar; Ekspresi Naluri Ber-Tuhan (2) - Arung Selayar (arungsejarah.com)
Catatan:
Uraian mengenai "Muhdi Akbar; Ekspresi Naluri Ber-Tuhan" ini merupakan tulisan Hasmah dalam bukunya yang berjudul "Muhdi Akbar (Model Toleransi Umat Beragama Di Kabupaten Selayar)". Dibahas pada bagian pendahuluan buku tersebut.Buku ini merupakan hasil penelitian pada tahun 2016, dan diterbitkan pada tahun itu juga oleh Pustaka Sawerigading. Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya tempat ia bekerja mengusung tema penelitian pada tahun itu tentang "Disintegrasi Bangsa"
Sumber: Muhdi Akbar: Model Toleransi Umat Beragama di Kabupaten Selayar - Pustaka Sawerigading