Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rumah Kontroleur Belanda Selayar 1890

Rumah Kontroleur Belanda Selayar 1890,  [Rumah Kontroleur Belanda Selayar 1890, Gedung Tahanan Sementara Selayar: Bangunan Peninggalan Belanda yang Terbengkalai, Sistem Kekerabatan Masyarakat Selayar, Haji Hayyung; Masa Pencarian Ilmu Islam di Makkah, Kehidupan Masa Kanak-Kanak Haji Hayyung, Latar Belakang Keluarga Haji Hayyung, Pelapisan masyarakat selayar, Pemerintahan Adat Selayar Masa pendudukan Belanda, Kepercayaan Masyarakat Selayar Pra-Islam, Geologi dan Topografi Selayar, Mengenal Penduduk Selayar dan Bahasanya, Mengenal Nama Selayar, sejarah selayar, nusa selayar, sejarah nusa selayar, sejarah pemerintahan selayar, salajara, selajar, salajar, saleier, saleijer, salaiyer, salaijer, kepulauan selayar, kabupaten kepulauan selayar, K.H. Hayyung, Haji Hayyung, Aroepala, Masyarakat Selayar Memeluk Islam Berdasarkan Lontaraq Sultan Pangali Patta Raja,Pengabaran Injil di Selayar] Controleurswoning van de Afdeling Saleijer 1890, Gedung Tahanan Sementara Selayar: Bangunan Peninggalan Belanda yang Terbengkalai, Sistem Kekerabatan Masyarakat Selayar, Haji Hayyung; Masa Pencarian Ilmu Islam di Makkah, Kehidupan Masa Kanak-Kanak Haji Hayyung, Latar Belakang Keluarga Haji Hayyung, Pelapisan masyarakat selayar, Pemerintahan Adat Selayar Masa pendudukan Belanda, Kepercayaan Masyarakat Selayar Pra-Islam, Geologi dan Topografi Selayar, Mengenal Penduduk Selayar dan Bahasanya, Mengenal Nama Selayar, sejarah selayar, nusa selayar, sejarah nusa selayar, sejarah pemerintahan selayar, salajara, selajar, salajar, saleier, saleijer, salaiyer, salaijer, kepulauan selayar, kabupaten kepulauan selayar, K.H. Hayyung, Haji Hayyung, Aroepala, Masyarakat Selayar Memeluk Islam Berdasarkan Lontaraq Sultan Pangali Patta Raja,Pengabaran Injil di Selayar
Controleurswoning van de Afdeling Saleijer 1890
RUMAH jabatan Kontroleur Belanda ini setelah Kabupaten Selayar terbentuk, difungsikan sebagai rumah jabatan bupati. Sampai pemda Selayar membangun rumah jabatan bupati baru yang ditempati pada tahun 2022 lalu. 

Gedung itu sekarang dimanfaatkan sebagai gedung Dekranasda. Terletak di pusat kota Benteng, di jalan Jenderal Sudirman, dekat lapangan pemuda, di sisi timur Kantor Rumah Tahanan.

Pada masa kolonial Belanda, gedung ini menjadi pusat pemerintahan Belanda di Selayar. Yang dengan sendirinya menjadi pusat kegiatan administrasi pemerintahannya. Dan juga menjadi tempat tinggal bagi Kontroleur Belanda. 

Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 17,6 x 33,6 meter. Tinggi bangunan diukur dari permukaan tanah mencapai 7 meter. Sementara tinggi pondasi dari permukaan tanah adalah 76 cm. 

Dari sekian gedung pemerintahan Belanda yang ada di Selayar, gedung ini merupakan yang tertinggi pondasinya dari permukaan tanah. Bagian atapnya berbentuk tumpang. Bagian badan bangunan berupa tembok, yaitu susunan batu yang diikat oleh campuran pasir dan semen.

Memiliki beberapa pintu dengan pintu utama di sisi barat. Pada setiap sisinya, dilengkapi dengan beberapa jendela yang berukuran besar untuk menjamin perputaran udara agar ruangan tetap terasa sejuk. 

Pada keseluruhan bagian dinding bengunan terdapat hiasa yang berbentuk geometris. Terdapat teras di bagian depan (pintu utama, sisi barat) dengan lebar sekitar 5 meter. 

Pada bagian pinggir teras ini dibangun 4 buah pilar yang sekaligus berfungsi sebagai penopang kaki rangka atap bagian depan. Di sisi kiri dan kanan teras terdapat ruangan berbentuk kotak menyerupai kamar.

Jika dilihat dari tata kotanya, gedung ini berada di titik tengah. Sehingga sangat mudah untuk menjangkau semua fasilitas pemerintahan Belanda yang ada di kota ini. 

Di lain sisi, jarak antara kantor pemerintah atau tempat yang satu dengan yang lain hanya dibatasi pagar, jalan, atau bangunan pemerintah lainnya. 

Pada dasarnya, semua fasilitas pemerintah di pusat kota pemerintahan saling berdekatan. Bisa dijangkau dengan mudah-- hanya dengan berjalan kaki.

Konstruksi bangunan yang sangat kuat dan tampilan yang klasik membuat para bupati yang pernah menjabat di Selayar lebih senang menggunakan bangunan tinggalan Belanda ini sebagai rumah jabatannya. Nanti pada masa pemerintahan Bupati Basli Ali dibangun rumah jabatan bupati baru yang kemudian ditempati pada tahun 2022.

Sumber: Lenrawati "Pemukiman Masa Kolonial Di Kota Benteng Selayar" (artikel 2016), dan sumber lapangan lainnya.