Rumah Kontroleur Belanda Selayar 1890
Controleurswoning van de Afdeling Saleijer 1890 |
Gedung itu sekarang dimanfaatkan sebagai gedung Dekranasda. Terletak di pusat kota Benteng, di jalan Jenderal Sudirman, dekat lapangan pemuda, di sisi timur Kantor Rumah Tahanan.
Pada masa kolonial Belanda, gedung ini menjadi pusat pemerintahan Belanda di Selayar. Yang dengan sendirinya menjadi pusat kegiatan administrasi pemerintahannya. Dan juga menjadi tempat tinggal bagi Kontroleur Belanda.
Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 17,6 x 33,6 meter. Tinggi bangunan diukur dari permukaan tanah mencapai 7 meter. Sementara tinggi pondasi dari permukaan tanah adalah 76 cm.
Dari sekian gedung pemerintahan Belanda yang ada di Selayar, gedung ini merupakan yang tertinggi pondasinya dari permukaan tanah. Bagian atapnya berbentuk tumpang. Bagian badan bangunan berupa tembok, yaitu susunan batu yang diikat oleh campuran pasir dan semen.
Memiliki beberapa pintu dengan pintu utama di sisi barat. Pada setiap sisinya, dilengkapi dengan beberapa jendela yang berukuran besar untuk menjamin perputaran udara agar ruangan tetap terasa sejuk.
Pada keseluruhan bagian dinding bengunan terdapat hiasa yang berbentuk geometris. Terdapat teras di bagian depan (pintu utama, sisi barat) dengan lebar sekitar 5 meter.
Pada bagian pinggir teras ini dibangun 4 buah pilar yang sekaligus berfungsi sebagai penopang kaki rangka atap bagian depan. Di sisi kiri dan kanan teras terdapat ruangan berbentuk kotak menyerupai kamar.
Jika dilihat dari tata kotanya, gedung ini berada di titik tengah. Sehingga sangat mudah untuk menjangkau semua fasilitas pemerintahan Belanda yang ada di kota ini.
Di lain sisi, jarak antara kantor pemerintah atau tempat yang satu dengan yang lain hanya dibatasi pagar, jalan, atau bangunan pemerintah lainnya.
Pada dasarnya, semua fasilitas pemerintah di pusat kota pemerintahan saling berdekatan. Bisa dijangkau dengan mudah-- hanya dengan berjalan kaki.
Konstruksi bangunan yang sangat kuat dan tampilan yang klasik membuat para bupati yang pernah menjabat di Selayar lebih senang menggunakan bangunan tinggalan Belanda ini sebagai rumah jabatannya. Nanti pada masa pemerintahan Bupati Basli Ali dibangun rumah jabatan bupati baru yang kemudian ditempati pada tahun 2022.
Sumber: Lenrawati "Pemukiman Masa Kolonial Di Kota Benteng Selayar" (artikel 2016), dan sumber lapangan lainnya.