Produk-Produk Pertanian di Selayar hingga 1947 (3)
SELAYAR.ARUNGSEJARAH.COM - Produk-Produk Pertanian di Selayar hingga 1947 (3).
Kapas
Pohon kapas tumbuh di semua wilayah masyarakat adat Selayar kecuali pulau Rajuni.
Menurut Laporan Serah Terima Jabatan Onderafdeeling Selayar dari J. van Bodegom Juni 1947, budi daya kapas sudah sangat lama. Ini terbukti dari taplak-taplak rajutan buatan Selayar di jaman VOC.
Selain itu, kerajinan menenun ini adalah tradisi yang sudah sangat tua. Rademacher telah menyebutkan hal ini pada tahun 1770, yaitu bahwa kapas atau katun yang digunakan sebagai bahan taplak Selayar ditukar dengan rempah VOC di Maluku.
Bahkan hingga tahun 1947, Ambon dan sekitarnya menjadi pasar bagi kain-kain Selayar.
Budi daya kapas sementara diperbaharui kondisinya saat Belanda kembali berkuasa di Indonesia. Sebab sejak masa pemerintahan militer Jepang, mereka berusaha untuk menggantikan tanaman berserat pendek ini dengan varietas Menado yang lebih baik.
Akibat kondisi saat ini (1947) terjadi kekurangan bahan tekstil, maka kini produksi kapas yang di masa perang hampir punah karena dideskriditkan, kembali menjadi tanaman yang penting. Dan melalui kerajinan tenun bahkan menjadi sumber pendapatan yang penting bagi masyarakat Selayar.
Kemiri
Kebun/hutan kemiri terdapat di Selayar Selatan dan pada tahun 1947 harga pasarnya cukup baik yakni 80 gulden untuk 100 kg kemiri yang sudah dikupas.
Meski demikian, jika ditarik dari tahun 1939, produksi kemiri untuk ekspor hingga tahun 1946 mengalami penurunan drastis.
Kemiri kupas pada 1939 diproduksi sebanyak 34,9 ton, dan sedikit naik 1940 sebanyak 47 ton. Pada tahun 1941mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebanyak 96,5 ton, namun pada 1942 kembali mengalami penurunan yang tajam yakni sekitar 44,8 ton. Bahkan di tahun 1946 kembali mengalami penurunan hingga lebih dua kali lipat menjadi sebanyak 21,5 ton.
Adapun harga kemiri kupas di tahun 1946 sebanyak f. 10 (10 gulden) - f. 18, per 100 kg, yang pada tahun 1947 mengalami peningkatan yang cukup tinggi hingga mencapai f.40 - f. 80.
Jeruk
Jeruk paling banyak didapati di wilayah masyarakat adat Bonea — Buki dan Jampea, dan juga merupakan sumber pendapatan yang penting. Hasil kebun ini terutama di kirim ke Makassar. Budidaya jeruk mendapat perhatian dari dinas Pertanian.
Sebagai salah satu komoditas ekspor, produksi jeruk Selayar mengalami fase naik turun dari tahun 1939 hingga 1946. Jeruk untuk ekspor pada 1939 diproduksi sebanyak 73.346 buah, dan naik pesat pada tahun 1940 sebanyak 508.560 buah. Pada tahun 1941 mengalami peningkatan yang signifikan lebih dari dua kali lipat yakni sebanyak 1.385.634 buah.
Namun peningkatan produksi jeruk untuk ekspor ini kembali mengalami penurunan yang tajam pada 1942 yakni sekitar 581.907 buah.
Akan tetapi, di tahun 1946 produksi jeruk ekspor kembali mengalami peningkatan yang sangat tinggi hingga lebih dari empat kali lipat menjadi sebanyak 2.550.000 buah.
Berbaqai Jenis Kacang
Jenis kacang yang ada yaitu kacang tanah, kacang hijau dan berbagai jenis Iainnya yang dibudidayakan secara insentif di Selayar Utara dan Kayuadi.
Penduduk juga banyak mengkonsumsi kacang-kacangan yang digolongkan sebagai sayur (namun secara statistik hal ini sullt dihitung).
Ada cukup banyak jenis kacang tertentu yang diekspor keluar, yang sekarang ini mendatangkan keuntunganyang cukup signifikan. Guna meningkatkan hasll Jenis kecang tanah yang bermutu, di Benteng dibuka lahan untuk memperbanyak Jenis Schwarz 21.
Sebelumnya.... Produk-Produk Pertanian di Selayar hingga 1947 (2)